Rabu, 04 Desember 2013

Tugas 3 Ekonomi Koperasi

COBA PERHATIKAN KENAPA LULUSAN PERGURUAN TINGGI TIDAK MEMILIKI KEUNGGULAN KOMPETITIF



Keunggulan Kompetitif adalah merujuk pada kemampuan sebuah organisasi untuk memformulasikan strategi yang menempatkannya pada suatu posisi yang menguntungkan berkaitan dengan perusahaan lainnya. Keunggulan Kompetitif muncul bila pelanggan merasa bahwa mereka menerima nilai lebih dari transaksi yang dilakukan dengan sebuah organisasi pesaingnya. Kemudian di dalam Kamus Bahasa Indonesia oleh Badudu-Zain (1994), dinyatakan bahwa keunggulan kompetitif bersifat kompetisi dan bersifat persaingan.

Keunggulan kompetitif di perguruan tinggi sangat dibutuhkan, karena identitas suatu lembaga akan dikenal oleh masyarakat, yang mana mereka akan lebih mengenal brand image yang dimiliki oleh suatu lembaga. Salah satu brand image yang dimiliki oleh suatu perguruan tinggi, misalnya adalah kemampuan tentang tri bahasa, yaitu dalam kurikulum terdapat matakuliah Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Bahasa Mandarin. Sehingga lulusan dari perguruan tinggi akan mengusai tiga bahasa, dan imbasnya akan berpengaruh terhadap peluang lapangan pekerjaan, karena tidak ada perguruan tinggi tinggi lain yang mengajarkan tiga bahasa. Contoh yang lain adalah memberikan kemampuan terhadap mahasiswa dalam bidang teknologi informasi, yang mana mahasiswa diwajibkan untuk menguasai teknologi informasi serta mampu mengikuti ujian kompetensi yang diselenggarakan oleh Microsoft, sehingga jika mahasiswa lulus akan mendapatkan sertifikasi dari Microsoft dan sertifikat tersebut akan sangat berguna sekali dalam mencari lapangan pekerjaan. Karena secara kemampuan penguasaan teknologi, lulusan tersebut sudah tidak diragukan lagi.

Banyak lulusan dari perguruan tinggi baik itu negeri dan swasta yang tidak siap menghadapi dunia nyata atau dunia kerja. Persaingan yang ketat kita di tuntut untuk memiliki kempuan yang lebih bukan hanya kemampuan Hardskill (nilai IPK yang tinggi) tetapi kita di tuntut untuk memeliki sebuah kompetensi seorang lulusan.
Berikut ini kompetentsi lulusan yang di harus dimiliki didalam menghadapi persaingan di dunia nyata :
  •  Komunikasi tertulis
  •  Bekerja dalam tim
  •  Teknologi
  •  Berpikir logis
  •  Berkomunikasi lisan
  •  Bekerja mandiri
  • Ilmu pengetahuan
  • Berpikir analitis


Kemampuan-kemampuan di atas sebenarnya kita bisa dapatkan semasa sekolah, kuliah. Organisasilah yang bisa membentuk seseorang bisa memiliki kemampuan-kemampuan di atas, apakah anda memiliki kemampuan-kemampuan tersebut ? Belajar dan belajar itulah jawabannya dan yang paling penting percaya pada kata “PROSES”.


Referensi :




Tulisan 4 Ekonomi Koperasi

CORE BUSINESS YANG ADA DI INDONESIA, DAN BEBERAPA KEUNGGULANNYA


Core business organisasi (perusahaan) adalah sebuah aktivitas  utama atau penting dari sebuah organisasi (perusahaan). Core business merupakan Area utama, dimana  bisnis  mengembangkan atau mengoprasikan altivitas utamanya dan Core bisnis adalah aktivitas yang utama.

Dari definisi di atas, dapat diketahui bahwa, perusahaan yang bergerak dibidang yang sama, memiliki core business yang sama. Sebagai contoh :

  1. Perusahaan dibidang manufaktur, core businessnya adalah memproduksi produk
  2. Perusahaan jasa pengiriman core businessnya adalah pengiriman barang
  3. Perusahaan Perbankan core businessnya adalah proses pengambilan dan penyimpanan uang oleh nasabah.

Contoh lebih spesifik adalah:

a.      Nike core bisnisnya adalah memproduksi sepatu (keamanan, cleaning servivce, distributor merupakan jenis pekerjaan yang bukan merpakan core business, karena tidak ada kaitannya dengan proses produksi sepatu) sedangkan proses pembuatan tali sepatu, pewarnaan, uji coba kenyamanan merupakan jenis pekerjaan yang merupakan core business

PT. Sari Husada core businessnya adalah memproduksi susu khususnya untuk Ibu hamil. dan balita, keamanan, cleaning service, distributor merupakan jenis pekerjaan yang bukan merpakan core business, karena tidak ada kaitannya dengan proses produksi susu dalam kemasan) akan tetapi riset dan pengembangan gizi, pengolahan, pengepakan merupakan core businessnya.
Suatu proses dikatakan berada di dalam domain core business jika memenuhi minimum satu dari 3 (tiga) kriteria, yaitu:
  1. Proses yang ada terkait langsung dengan aktivitas penciptaan produk atau jasa
  2. Perusahaan akan terancam eksistensi atau kemampuan berproduksinya, jika proses terkait terganggu dan
  3. Pelanggan atau konsumen ”is willing to pay” (bersedia membayar, dalam arti kata “value for money”) kepada perusahaan untuk melakukan proses tersebut.

Sedikit berbeda dengan kriteria di atas, Alaxander and Young mengatakan bahwa ada 4 pengertian yang dihubungkan dengan core business dengan core activity, Yaitu :
  1. Kegiatan yang secara tradisional dilakukan di dalam perusahaaan 
  2. Kegiatan yang besrifat kritis terhadap kinerja bisnis
  3. Kegiatan yang menciptakan keunggulan kompetitif baik sekarang maupun  diwaktu yang akan datang
  4. kegiatan yang akan mendorong pengembangan, inovasi atau peremajaan kembali.

Core business sangat memungkinkan untuk berubah, Nokia adalah salah satu contoh perusahaan yang tadinya adalah perusahaan pengolahan kayu yang kemudian masuk ke pembangkit listrik dan akhirnya masuk dan mengubah wajah industri telekomunikasi dunia. Di Indonesia, PT Barito Pacific Tbk (BRPT) mengubah bisnis intinya dari bisnis perkayuan ke petrokimia. Langkah awal yang dilakukan adalah mengubah nama dari PT Barito Pacific Timber menjadi PT Barito Pacific, untuk semakin meyakinkan orang bahwa bisnis intinya telah berubah.

Dibawah ini ada beberapa keumggulan dalam core business:

Keunggulan absolut & komparatif

Keunggulan Absolut :

Keunggulan absolute adalah keuntungan yang dinyatakan dengan banyaknya jam/hari seperti yang diungkapkan oleh Adam Smith, namun cukup memiliki keunggulan komparatif dimana harga untuk suatu komoditi di Negara yang satu dengan yang lainnya relative berbeda.
Teori perdagangan Internasional yang lain yang diperkenalkan oleh David Ricardo adalah teori keunggulan komparatif. Berbeda dengan teori keunggulan absolute yang mengutamakan keunggulan absolute dalam produksi tertentu yang dimiliki oleh suatu Negara dibandingkan dengan Negara lain, teori ini berpendapat bahwa perdagangan Internasional dapat terjadi walaupun satu Negara tidak mempunyai keunggulan absolute, asalkan hanya komparatif dikedua Negara berbeda.
Teori ini menekankan bahwa perdagangan Internasional dapat saling menguntungkan jika salah satu Negara tidak usah memiliki keunggulan absolute atas suatu komoditi seperti yang diungkapkan oleh Adam Smith, namun cukup memiliki keunggulan komparatif dimana harga untuk suatu komoditi di Negara yang satu dengan yang lainnya relative berbeda.

Kelemahan teori klasik keunggulan komparatif :
·    Perdagangan terjadi karena ada perbedaan fungsi faktor produksi, sehingga terjadi perbedaan  produktivitas atau efisiensi, akibatnya terjadi perbedaan harga.
·         Jika fungsi faktor produksi sama ( produktivitas dan efisiensi ).
·         Tidak bisa membedakan mengapa terjadi perbedaan harga.
·         Adanya jumlah perbedaan / proporsi faktor produksi yang dimiliki.

Beberapa kerancuan tentang keunggulan komparatif :

1. Produktivitas Daya Saing
Perdagangan bebas hanya menguntungkan jika Negara anda cukup produktif dalam
menghadapi persaingan Internasional. Keunggulan dalam persaingan dari suatu
industri tidak hanya tergantung pada produktivitas relatif terhadap industri luar
negeri, tetapi juga pada tingkat upah domestik relative terhadap tingkat upah
diluar negeri.

2. Upah Tenaga Kerja Murah ( Sweatshop Labor Argument )
Persaingan Internasional adalah tidak adil dan merugikan Negara – Negara tertentu
jika didasarkan kepada upah rendah. Argument ini kadang - kadang dikatakan
sebagai argumentasi tenaga kerja murah (Sweatshop Labor Argument ), terutama
digunakan oleh serikat buruh untuk menuntut perlindungan terhadap persaingan luar
negeri. Orang yang bertolak dari keyakinan ini mendesak agar industri – industri
dalam negeri tidak boleh dipecundangi oleh industri – industri luar negeri yang
kurang efisien, tetapi membayar upah lebih rendah.

3. Pertukaran Tak Setara
Perdagangan mengeksploitasi suatu Negara dan membuatnya menjadi lebih buruk jika
Negara tersebut menggunakan lebih banyak tenaga kerja dalam memproduksi barang-
barang yang diekspor dibandingkan dengan Negara – Negara lain yang memproduksi
barang – barang untuk kemudian diekspor ke Negara pertama. Argumen ini, kadang –
kadang disebut doktrin pertukaran tak setara ( unequal exchange ), bersumber dari
gagasan Marxis yang memahami bahwa nilai ( harga ) tercipta semata – mata oleh
pekerja, dan cenderung dijadikan dalih oleh dunia ketiga untuk menganjurkan
redistribusi pendapatan dari Negara – negara maju.

Referensi :