Selasa, 16 Desember 2014

PENGUMPULAN DATA


PENGUMPULAN DATA
          
Pengumpulan data tidak lain dari suatu proses pengadaan data primer untuk keperluan penelitian.  Data yang dikumpulkan dapat juga berupa data sekunder, yang artinya data tersebut diperoleh bukan dari hasil penelitiannya sendiri, tetapi merupakan data yang dikumpulkan oleh orang lain dan diolah kembali oleh si peneliti.  Pengumpulan data merupakan langkah yang amat penting dalam metode ilmiah, karena pada umumnya, data yang dikumpulkan akan digunakan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan.  Data yang dikumpulkan harus cukup valid untuk digunakan. Pengumpulan data adalah prosedur sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan.  Selalu ada hubungan antara metode mengumpulkan data dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan. 

Sumber Data
Terdapat dua sumber data penelitian terdiri atas: sumber data primer dan sumber data sekunder.

1.      Data Primer (Primary Data)
Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer secara khusus dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian. Data primer dapat berupa opini subyek (orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian. Ada dua metode yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data primer, yaitu: (1) metode survei dan (2) metode observasi.

2.      Data Sekunder (Secondary Data)
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip yang dipublikasikan dan tidak dipublikasikan.
            Keuntungan menggunakan data sekunder adalah lebih murah, lebih cepat, dan dalam kenyataan sering peneliti tidak terlalu mampu untuk mengumpulkan data primer sendiri, misalnya sensus penduduk.
            Bentuk data sekunder ada dua kategori yaitu berasal dari sumber internal dam sumber eksternal. Data internal tersedia pada tempat penelitian dilakukan misalnya faktur penjualan, laporan penjualan, laporan hasil riset yang lalu, dan lain-lain. Data eksternal dapat diperoleh dari sumber-sumber luar misalnya, data sensus penduduk dan registrasi. Data yang diperoleh dari badan atau perusahaan yang aktivitasnya mengumpulkan keterangan-keterangan yang relevan akan berbagai masalah.
            Adapun manfaat dari data primer adalah dikumpulkan untuk mencapai tujuan penelitian, tidak ada risiko kadaluwarsa karena dikumpulkan setelah proyek penelitian dirumuskan, semua data dipegang oleh peneliti, mengetahui kualitas dari metode-metode yang dipakainya karena dialah yang mengatur sejak awal.

Metode Pengumpulan Data
A.    Metode pengumpulan data sekunder
            Metode pengumpulan data sekunder sering disebut metode pengumpulan bahan dokumen, karena peneliti tidak secara langsung mengambil data sendiri tetapi memanfaatkan data atau dokumen yang dihasilkan oleh pihak-pihak lain.
            Pada umumnya, data sekunder yang digunakan oleh pihak peneliti untuk memberikan gambaran tambahan, gambaran pelengkap, ataupun untuk diproses lebih lanjut. Dalam metode pengumpulan data sekunder, obsevator tidak meneliti langsung, tetapi data didapatkan misalnya dari media massa, BPS, lembaga pemerintah maupun swasta, lembaga penelitian maupun pusat bank, data hasil penelitian lain, penelitian kepustakaan dalam hal untuk mengetahui berbagai pengetahuan dan karya yang pernah dicapai oleh para peneliti terdahulu. Dengan penelitian kepustakaan, akan melatih peneliti untuk membaca kritis segala bahan yang dijumpainya, kecermatan dan ketelitian peneliti akan sangat teruji dalam memutuskan sumber yang dipercayanya.

B.     Metode pengumpulan data primer
Terdapat dua hal utama yang memepengaruhi kualitas data penelitian yaitu, kualitas instrumen penelitian dan metode pengumpulan data. Ada beberapa cara untuk mengumpulkan data yaitu: interview (wawancara), kuisioner, dan observasi (pengamatan) atau mungkin saja ketiganya.
1. Interview (Wawancara)
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal yang dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sangat sedikit
 Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur.
1.      Wawancara terstruktur
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi yang akan diperoleh. Dengan wawancara terstruktur ini setiap responden diberi pertanyaan yang sama dan alternatif jawaban yang sama.
2.      Wawancara tidak terstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Wawancara tidak terstruktur atau terbuka, sering digunakan dalam penelitian pendahuluan atau penelitian yang lebih mendalam terhadap responden.

Contoh Wawancara

saya : maaf pak bolehkan saya meminta waktu bapak sebentar
Ks : iya,  ada apa ya?
saya : begini pak, saya.....ingin mewawancarai bapak, apa boleh?
Ks : oh iya, silahkan
saya : kalau boleh tahu sudah berapa lamabapak menjabat sebagai kepala sekolah?
Ks : sekitar ...tahun
saya : apa bapak menikmati pekerjaan bapak selama menjadi kepala sekolah
Ks : oh iya tentu
saya : kalau boleh tahu, sehari hari bapak pergi ke sekolah mengendarai apa?
Ks : kalau saya naik mobil
saya : apakah bapak mempunyai anak, kelas berapa sekarang?
Ks : ya saya mempunyai seorang anak laki laki, sekarang kelas 4 SD
saya : ya sudah pak, saya rasa ini cukup. maaf telah mengganggu bapak, terima kasih
Ks : iya sama sama




2. Kuisioner (Angket)

Angket atau kuesioner adalah instrumen penelitian yang berupa daftar pertanyaan untuk memperoleh keterangan dari sejumlah responden (sumber yang diambil datanya melalui angket). Angket atau kuesioner dapat disebut sebagai wawancara tertulis, karena isi kuesioner merupakan satu rangkaian pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada responden dan diisi sendiri oleh responden.
Angket digunakan dengan mengedarkan formulir yang berisi beberapa pertanyaan kepada beberapa subjek penelitian (responden) untuk mendapat tanggapan secara tertulis. Angket merupakan sebuah set pertanyaan yang secara logis berhubungan dengan masalah penelitian, setiap pertanyaan merupakan jawaban yang mempunyai makna dalam menjawab permasalahan penelitian. Pertanyaan pada angket biasanya meliputi :

  1. Fakta, yaitu informasi yang diketahui responden, misalnya pendidikan, pendapatan, jumlah tanggungan;
  2. Pendapat, yaitu pertanyaan yang dapat dijawab dengan baik tidak baik, setuju tidak setuju, dan sebagainya;
  3. Persepsi diri, yaitu pertanyaan tentang cara responden menilai diri sendiri, misalnya bagaimana pandangan responden terhadap kegiatan tetangganya.
  4. Pertanyaan dalam angket harus dirumuskan dalam bahasa yang akan mempermudah responden mengisi angket. Hal-hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut.
  5. Kalimat harus sederhana, Apakah Ibu bersuami?
  6. Pertanyaan harus khas, Apakah Anda puas dengan harga makanan di kantin kampus?
  7. Pertanyaan jangan bermakna ganda, Apakah Bapak akan masuk Kelompok Tani? Seharusnya, Apakah Bapak akan menjadi anggota Kelompok Tani?
  8. Hindari pertanyaan yang bersifat sugesti, misalnya Apakah Anda membaca koran seperti Kompas dan Tribun? Seharusnya Apakah Anda membaca koran Kompas?
  9. Hindari pertanyaan yang bersifat presumsi, yaitu anggapan bahwa responden telah mengetahui informasi yang akan ditanyakan, misalnya jenis pupuk apa yang Anda gunakan? Seharusnya tanyakan dulu, Apakah Anda menggunakan pupuk?
  10. Jangan menggunakan pertanyaan yang membuat responden tersinggung dan malu.



 Berikut ini contoh bentuk dari Kuisioner untuk Pertanyaan Tertutup :

Yth. Bapak/Ibu/Saudara/Saudari
Dalam rangka Penelitian Tugas Akhir yang bertema Usulan Perbaikan Design Kemasan Mi Instant tipe A dengan Metode Rasionel, maka saya yang melakukan penelitian :
 Nama  : Bobbi Pratama
 No.Mhs  : 4046
 Program Studi : Teknik Industri
 Fakultas  : Teknologi Industri
 Universitas Atma Jaya Yogyakarta
memohon Bapak/Ibu/Saudara/Saudari berkenan untuk mengisi kuisioner berikut ini, karena tanpa partisipasi Bapak/Ibu/Saudara/Saudari sekalian, penelitian ini tidak dapat dilaksanakan.
——————————————————————————————————–
Bagian I
DATA RESPONDEN
Petunjuk : Berilah tanda ( v ) pada kotak didepan informasi yang sesuai menurut Anda.
1. Jenis Kelamin
    a. Pria
    b. Wanita
2. Usia
    a. kurang dari 17 tahun
    b. antara 17 – 25 tahun
    c. antara 26 – 35 tahun
    d. antara 36 – 45 tahun
    e. lebih dari 45 tahun
3. Apakah anda pernah membeli Mi Instant?
    a. Ya
    b. Tidak
4. Dimana tempat anda bisa membeli Mi Instant?
     a. Warung
     b. Toko
     c.  Minimarket
    d. Supermarket
  5. Berapa kalikah anda membeli Mi Instant dalam 1 bulan?
    kurang dari 1 kali
    a. 1 kali
    b. 2 kali
    c. 3 kali
    d. lebih dari 3 kali

Bagian II

PREFERENSI DAN PERSEPSI RESPONDEN
Bagian II.1  Preferensi Responden
Petunjuk : Berilah tanda ( v ) pada salah satu pilihan jawaban tingkat kepentingan yang sesuai preferensi Bapak/Ibu/Saudara/Saudari terhadap empat jenis kemasan Mi Instant dibawah ini.
Berikut ini merupakan daftar nilai referensi :
1. Sangat Penting (STP)
2. Tidak Penting (TP)
3. Cukup Penting (CP)
4. Penting (P)
5. Sangat Penting (SP)

Bagian II.2 Persepsi Respoden
Petunjuk : Berikan nilai persepsi (skala 1-5) yang menunjukkan tingkat kepuasan Bapak/Ibu/Saudara/Saudari terhadap empat jenis kemasan Mi Instant di bawah ini.
Berikut ini adalah keterangan nilai persepsi ;
1 = Sangat Tidak Memuaskan
2 = Tidak Memuaskan
3 = Cukup Memuaskan
4 = Memuaskan
5 = Sangat Memuaskan

Contoh :
Bila pengisian seperti contoh diatas, maka Bapak/Ibu/Saudara/Saudari menganggap bahwa Kejelasan penulisan merk merupkan faktor yang sangat penting bagi sebuah produk Mi Instant, dan berdasarkan persepsi anda untuk faktor kejelasan penulisan merk untuk kemasan A memiliki tingkat sangat memuaskan, kemasan B memiliki tingkat memuaskan, kemasan C memiliki tingkat cukup memuaskan, dan kemasan D memiliki tingkat cukup memuaskan.

Referensi :