INVESTASI
NEGARA ASING DI INDONESIA
PENDAHULUAN
Kondisi
perekonomian Indonesia yang stabil mengakibatkan tingginya arus
investasi asing yang masuk ke Tanah Air. Tingginya arus investasi
asing disebabkan Indonesia dinilai lebih berprospek dibandingkan
negara-negara lain. Bergabung
dengan ekonomi global dapat diibaratkan dengan menjadikan negara
sebagai perusahaan publik yang pemegang sahamnya setiap orang
dimanapun berada. Para pemegang saham tersebut tidak memberikan suara
setiap empat atau lima tahun tetapi setiap jam, setiap hari melalui
pialang dari teras rumah mereka. Bila para pemegang saham ini
berpendapat penyelenggara negara atau pemerintah suatu negara tidak
lagi kredibel maka mereka beramai ramai akan menjual saham sehingga
mengakibatkan goncangan pada perekonomian dan bahkan dapat
menjatuhkan pemerintah negara seperti misalnya terjadi di negara Asia
termasuk Indonesia pada tahun 1997/98. Singkat kata, globalisasi
telah menghilangkan batas-batas tradisional kedaulatan negara dimana
modal tidak lagi memiliki bendera nasional. Dana mengalir dari satu
negara ke negara lain secara cepat, bergerak melewati batas-batas
negara.
ISI
Investasi
asing merupakan
partisipasi jangka panjang oleh suatu negara pada negara lain,
kebijakan
ekonomi makro terbukti dapat mendorong investor, khususnya investor
asing berinvestasi di Indonesia bisa menjadi keberuntungan. Sedangkan
keberuntungan yang dimaksud adalah kondisi perekonomian global yang
tidak menentu. Akibatnya, para investor memilih negara yang solid
dari sisi perekonomian, salah satunya adalah Indonesia. Menurut
catatan Badan Koordinasi Penanaman Modal atau BKPM, total realisasi
investasi semester I-2011 mencapai Rp115,6 triliun berasal dari
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp33 triliun dan
realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp82,6 triliun.
Dibandingkan periode sama tahun sebelumnya tren PMDN melonjak 50,7
persen, sedangkan realisasi PMA tumbuh 16,2 persen. Pada investasi
PMA, terlihat saat ini sejumlah negara seperti Korea Selatan dan
India sangat antusias menanamkan modalnya yang diperkirakan bakal
menggeser dominasi negara lainnya dalam investasi terbesar di
Indonesia. Sedangkan realisasi investasi PMA pada semester I-2011
berdasarkan lokasi yaitu Jawa Barat sebesar US$2 miliar, DKI Jakarta
US$1,5 miliar, Papua US$0,8 miliar, Banten US$0,8 miliar, dan
Sumatera Selatan US$0,5 miliar. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha
Indonesia (Apindo), Investasi di Indonesia tersebut mesti dibarengi
langkah pemerintah dalam memberikan sentimen positif pada roda
investasi. Terutama, bagi pemodal dari luar negeri. Investor asing
cukup berminat menanamkan modalnya di Indonesia. Bahkan pemodal
negara Eropa yang saat ini didera ancaman krisis turut menyatakan
minatnya untuk meningkatkan investasinya di Indonesia. Saat pertemuan
di Brusel, Belgia, negara-negara Eropa mengungkapkan keinginannya
itu, disaksikan Dubes Uni Eropa untuk Indonesia. Sejumlah perusahaan
dari Eropa bertekad meningkatkan investasinya di Indonesia bila
kepastian hukum dan pembangunan infrastruktur dijamin Pemerintah
Indonesia. Duta Besar Uni Eropa
untuk Indonesia, Julian Wilson, juga mengungkapkan, peluang investasi
dari Uni Eropa bisa ditingkatkan lebih dari 1,6 persen dari total
investasi Eropa di Indonesia. "Indonesia mendapatkan 1,6 persen
dari FDI (Foreign
Direct Investment)
Uni Eropa, ini bisa ditingkatkan," kata Julian Wilson, dalam
Rapat Sosialisasi Vision Group Report Indonesia-Uni Eropa. Bila saat
ini Indonesia mendapatkan 1,6 persen investasi Eropa--dari sekitar
700 perusahaan dengan total investasi sekitar 50 miliar euro--bisa
menciptakan sekitar 500 ribu lapangan kerja. Eropa juga
berpartisipasi dalam MP3EI (Master Plan Percepatan dan Perluasan
Pembangunan Ekonomi Indonesia) Berdasarkan data BKPM, realisasi
investasi PMA dari Uni Eropa terlihat terus meningkat. Sedangkan
Belanda terlihat menjadi negara paling banyak menambatkan
investasinya di Indonesia, dengan 51 proyek senilai US$634,3 juta
atau setara Rp5,61 triliun pada kuartal II-2011, meningkat dari
kuartal sebelumnya yang hanya sebanyak 24 proyek senilai US$93,3 juta
atau sekitar Rp825,66 miliar. Contoh gambar investasi asing yang banyak ditanamkan di perusahaan seperti dibawah ini :
Derasnya
investasi asing ke Indonesia tersebut karena dipicu tiga pilar.
Pertama, roda perekonomian Indonesia ditopang konsumsi domestik yang
tinggi. "Di saat krisis global, pertumbuhan ekonomi Indonesia
tetap kuat. Sebab, 70 persen ditopang konsumsi domestik, "Pilar
kedua, dia menambahkan, adalah sektor komoditas. "Kita tahu,
dalam 5-10 tahun ke depan permintaan komodita seperti batu bara,
minyak bumi, dan gas tetap tinggi. Nah, Indonesia merupakan negara
kaya akan komoditas,". Sedangkan pilar ketiga, komitmen
pemerintah dalam membangun sektor infrastruktur. "Lihat saja,
dengan infrastruktur yang kurang memadai saja, pertumbuhan ekonomi
Indonesia bisa tumbuh 6-6,5 persen. Apalagi ditopang infrastruktur,
kemungkinan bisa tembus angka delapan persen.
PENUTUP
Oleh
karena itu, investasi asing merupakan
partisipasi jangka panjang oleh suatu negara pada negara lain,
kebijakan
ekonomi makro terbukti dapat mendorong investor, khususnya investor
asing berinvestasi di Indonesia, perubahan porsi investasi tersebut
menunjukkan bahwa pemerintah bisa meyakinkan investor asing untuk
menggarap wilayah yang masih minim infrastruktur.Persoalannya
sekarang bagaimana meminimalkan berbagai hambatan investor yang akan
menanamkan modal di daerah. Konsistensi peraturan daerah haruslah
menjadi jaminan bagi investor agar tidak berubah-ubah.
Selain itu, pemerintah harus terus terang bahwa tidak semua wilayah layak untuk menerima investor asing, apalagi menjanjikan berbagai kemudahan yang sebenarnya tak bisa dipenuhi
Selain itu, pemerintah harus terus terang bahwa tidak semua wilayah layak untuk menerima investor asing, apalagi menjanjikan berbagai kemudahan yang sebenarnya tak bisa dipenuhi
Daftar
Pustaka :
http://www.wikipedia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar