Senin, 18 November 2013

Tugas 1 Ekonomi Koperasi

KOPERASI YANG ADA DISEKITAR

Koperasi Simpan Pinjam dengan nama Koperasi Perempuan Prumpung Mandiri (KPPM). Koperasi ini berdiri sebagai respon terhadap ketidakadilan yang dihadapi perempuan Indonesia pada masa itu. Kemunculan Koperasi sebagai organisasi perempuan yang idependen pada masa Orde Baru berkuasa, berkaitan dengan munculnya ide perlunya sentra informasi mengenai perempuan.
Anggota dari koperasi ini adalah para ibu-ibu yang ada di wilayah ini yang termasuk dalam satu Rukun Tetangga. Keberadaan KPPM dirasakan telah memberikan kemudahan kesempatan anggotanya untuk memperoleh pinjaman dengan Bunga yang ringan.
Ibu Dwi Astuti Handayani, atau biasa di sapa Mbak Wiwik sebagai salah satu pengurus Koperasi Perempuan Prumpung Mandiri dalam Komunitas mereka, koperasi ini dapat membantu Ibu-ibu dalam memenuhi kebutuhan yang terdesak.

Koperasi ini memiliki visi dan misi sebagai berikut :


Visi :
Terwujudnya komunitas yang egaliter melalui kolaborasi dengan aktor-aktor sosial di masyarakat untuk pemenuhan hak-hak perempuan


Misi :
Menguatkan komunitas dampingan untuk menjadi aktor sosial di wilayahnya melalui penyediaan dan penyebaran informasi serta pengetahuan dan pendidikan kritis
Melakukan kajian-kajian berdasarkan pendampingan komunitas untuk menjadi rekomendasi perubahan kebijakan.
Meningkatkan kesadaran publik tentang persoalan ketidakadilan gender
Membangun jaringan kerja dengan aktor-aktor sosial di berbagai level dalam rangka mendukung kerja-kerja Kalyanamitra
Meningkatkan kompetensi sumber daya Kalyanamitra untuk menghasilkan pengetahuan berdasarkan pembelajaran perempuan.


Sumber : koperasiperempuanprumpungmandiri.com

Minggu, 17 November 2013

Tugas 4 Ekonomi Koperasi

SOFTSKILL APA YANG HARUS DIMILIKI MAHASISWA SEHINGGA MEMILIKI KEUNGGULAN YANG KOMPETITIF


           Keunggulan kompetitif adalah keunggulan yang dimiliki  seseorang, dimana keunggulannya dipergunakan untuk berkompetisi dan bersaing dengan individu lain untuk mendapatkan sesuatu.
Sofskill yang harus dimiliki mahasiswa,diantaranya :
  1. 1.      Komitmen

Seorang mahasiswa harus berkomitmen atau fokus pada keputusan yang diambil tanpa berfikir lagi apa pun keadaan yang akan berlangsung. Dan biasanya sesuatu keputusan itu pasti ada resiko dan konsekuensinya yang harus dipertanggung jawabkan.

  1. 2.      Inisiatif

Inisiatif adalah satu tema pernyataan yang saat ini sedang saya alamatkan kepada diri sendiri. Inisiatif dekat hubungannya dengan kepeloporan. Para pelopor adalah pribadi-pribadi yang memiliki kekuatan inisiatif kerja yang menembus ruang-ruang waktu.Inisiator seringkali mengawali kerjanya dari kritik terhadap realitas. Terlebih ketika mereka melihat adanya jarak yang menjeda antara cita-cita dengan karakter zaman.

  1. 3.      Motivasi

sebuah alasan atau dorongan seseorang untuk bertindak. Alasan atau dorongan itu bisa datang dari luar maupun dari dalam diri. Sebenarnya pada dasarnya semua motivasi itu datang dari dalam diri, faktor luar hanyalah pemicu munculnya motivasi tersebut.

  1. 4.      Kreativitas

proses mental yang melibatkan pemunculan gagasan atau konsep baru, atau hubungan baru antara gagasan dan konsep yang sudah ada.
Dari sudut pandang keilmuan, hasil dari pemikiran kreatif (kadang disebut pemikiran divergen) biasanya dianggap memiliki keaslian dan kepantasan,tindakan membuat sesuatu yang baru

Tugas 2 Ekonomi Koperasi

KEBERADAAN BKCUK PADA CU



CREDIT UNION atau Koperasi Kredit atau biasa disingkat CU adalah sebuah lembaga keuangan yang bergerak di bidang simpan pinjam yang dimiliki dan dikelola oleh anggotanya, dan yang bertujuan untuk menyejahterakan anggotanya sendiri.

Sejarah CU
koperasi kredit dimulai pada abad ke-19. Ketika Jerman dilanda krisis ekonomi karena badai salju yang melanda seluruh negeri. Para petani tak dapat bekerja karena banyak tanaman tak menghasilkan. Penduduk pun kelaparan.
Situasi ini dimanfaatkan oleh orang-orang berduit. Mereka memberikan pinjaman kepada penduduk dengan bunga yang sangat tinggi. Sehingga banyak orang terjerat hutang. Oleh karena tidak mampu membayar hutang, maka sisa harta benda mereka pun disita oleh lintah darat.
Kemudian tidak lama berselang, terjadi Revolusi Industri. Pekerjaan yang sebelumnya dilakukan manusia diambil alih oleh mesin-mesin. Banyak pekerja terkena PHK. Jerman dilanda masalah pengangguran secara besar-besaran.
Melihat kondisi ini wali kota Flammersfield, Friedrich Wilhelm Raiffeisen merasa prihatin dan ingin menolong kaum miskin. Ia mengundang orang-orang kaya untuk menggalang bantuan. Ia berhasil mengumpulkan uang dan roti, kemudian dibagikan kepada kaum miskin.
Ternyata derma tak memecahkan masalah kemiskinan. Sebab kemiskinan adalah akibat dari cara berpikir yang keliru. Penggunaan uang tak terkontrol dan tak sedikit penerima derma memboroskan uangnya agar dapat segera minta derma lagi. Akhirnya, para dermawan tak lagi berminat membantu kaum miskin.
Raiffeisen tak putus asa. Ia mengambil cara lain untuk menjawab soal kemiskinan ini. Ia mengumpulkan roti dari pabrik-pabrik roti di Jerman untuk dibagi-bagikan kepada para buruh dan petani miskin. Namun usaha ini pun tak menyelesaikan masalah. Hari ini diberi roti, besok sudah habis, begitu seterusnya.
Berdasar pengalaman itu, Raiffeisen berkesimpulan: “kesulitan si miskin hanya dapat diatasi oleh si miskin itu sendiri. Si miskin harus mengumpulkan uang secara bersama-sama dan kemudian meminjamkan kepada sesama mereka juga. Pinjaman harus digunakan untuk tujuan yang produktif yang memberikan penghasilan. Jaminan pinjaman adalah watak si peminjam.”
Untuk mewujudkan impian tersebutlah Raiffeisen bersama kaum buruh dan petani miskin akhirnya membentuk koperasi bernama Credit Union (CU) artinya, kumpulan orang-orang yang saling percaya.


BKCUK adalah yang terbesar dari segi aset dan anggota. Total anggota yang tersebar di 44 CU primer 319.201 orang dengan rata-rata tabungan perorang Rp.10.135.383. BKCUK satu-satunya Puskopdit yang anggotanya ada seantero Nusantara, di Kalbar, Kalteng, Kaltim, Jawa, Sumatera, NTT, Sulawesi, Papua, Maluku.
kehadiran credit union di Kalimantan telah membawa angin segar dan terobosan baru bagi masyarakat. Tingkat kesejahteraan anggota union kian meningkat. Credit union tidak hanya mendongkrak kekuatan ekonomi, tetapi sungguh mendidik manusia supaya bisa mengatur pola hidup dengan lebih baik. “Credit union dapat dilukiskan sebagai sarana kemanusian yang setia kawan dalam semangat Injili. Setiap anggota credit union seharusnya bersaudara dan memupuk kedamaian diantaranya.
Berdasarkan pada  SK Pengurus BKCU Kalimantan dibentuk dengan Nomor 9/SK/DP/BKCUK/VII/2009 tanggal 19 Juli 2009, Tujuan pembentukan untuk memberikan pelayanan kepada anggota Puskopdit Badan Koordinasi Credit Union Kalimantan di wilayah Indonesia Timur
Pada awalnya DO Indonesia Timur ditangani oleh 1 orang staf. Dalam perjalanan waktu ada penambahan 3 orang staf lagi, sehingga sampai saat ini staf menjadi 4 orang. Dua orang staf dari Pontianak (Ewin dan Salomon) sedangkan dua orang dari Makassar (Santa dan Reynold). Perekrutan staf yang berasal dari daerah setempat untuk proses regenerasi dan staf bersangkutan juga lebih memahami kondisi dan budaya setempat. Dengan penambahan staf diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kepada CU Primer. Fokus pelayanan  DO Indonesia Timur pada non keuangan, seperti diklat, teknologi informasi, monitoring dan audit, pendampingan serta konsultansi.
Sebelum ada kantor DO Indonesia Timur, kegiatan diklat telah dilaksanakan di Makassar atau Tana Toraja untuk memenuhi kebutuhan anggota. Pada saat itu,   pelatihan di organisir oleh staf dari PSE Keuskupan Agung Makassar, staf Caritas, staf CU Mekar Kasih atau staf CU Sauan Sibarrung. Secara bergantian mereka membantu penyelenggaraan diklat yang diadakan.
Sebagai daerah baru dalam pengembangan credit union model  BKCU Kalimantan, tentunya kapasitas Pengurus, Pengawas, Manajemen maupun aktivis lainnya harus terus dilaksankana secara berkelanjutan.


Referensi :

Sabtu, 16 November 2013

Tulisan 3 Ekonomi Koperasi


KENAPA KOPERASI TIDAK BISA BERKEMBANG ?



Koperasi merupakan badan usaha bersama yang bertumpu pada prinsip ekonomi kerakyatan yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Berbagai kelebihan yang dimiliki oleh koperasi seperti efisiensi biaya serta dari peningkatan economies of scale jelas menjadikan koperasi sebagai sebuah bentuk badan usaha yang sangat prospekrif di Indonesia. Namun, sebuah fenomena yang cukup dilematis ketika ternyata koperasi dengan berbagai kelebihannya ternyata sangat sulit berkembang di Indonesia. Koperasi bagaikan mati suri dalam 15 tahun terakhir. Koperasi Indonesia yang berjalan di tempat atau justru malah mengalami kemunduran.         
Pasang-surut Koperasi di Indonesia dalam perkembangannya mengalami pasang dan surut. Sistem administrasi koperasi di Indonesia masih tergolong buruk sehingga membuat  koperasi sulit didongkrak untuk menjadi bisnis berskala besar. "Salah satu yang menjadi penghalang koperasi menjadi bisnis skala besar secara internal adalah pada kualitas sumber daya manusia, pelaksanaan prinsip koperasi, dan sistem administrasi dan bisnis yang masih rendah.

Saat ini pertanyaannya adalah “Mengapa Koperasi sulit berkembang?


Permasalahan Internal:

1) Para anggota Koperasi yang kurang dalam penguasaaan ilmu pengetahuan dan teknologi ,dan kemampuan menejerial.
2) Alat perlengkapan organisasi koperasi belum sepenuhnya berfungsi dengan baik.
3) Dalam pelaksanaan usaha, koperasi masih belum sepenuhnya mampu mengembangkan kegiatan di     berbagai sektor perekonomian karena belum memiliki kemampuan memanfaatkan kesempatan usaha yang tersedia.
4) Belum sepenuhnya tercipta jaringan mata rantai tata niaga yang efektif dan efisien, baik dalam pemasaran hasil produksi anggotanya maupun dalam distribusi bahan kebutuhan pokok para anggotanya.
5) Terbatasnya modal yang tersedia khususnya dalam bentuk kredit dengan persyaratan lunak untuk mengembangkan usaha.
6) Keterbatasan jumlah dan jenis sarana usaha yang dimiliki koperasi, dan kemampuan para pengelola koperasi dalam mengelola sarana usaha yang telah dimiliki.
7)  Kebanyakan pengurus koperasi telah lanjut usia sehingga kapasitasnya terbatas



Permasalahan Eksternal:

1). Bertambahnya persaingan dari badan usaha yang lain yang secara bebas memasuki bidang usaha yang sedang ditangani oleh koperasi
2). Kurang adanya keterpaduan dan konsistensi antara program pengembangan koperasi dengan program pengembangan sub-sektor lain, sehingga program pengembangan sub-sektor koperasi seolah-olah berjalan sendiri, tanpa dukungan dan partisipasi dari program pengembangan sektor lainnya.
3). Dirasakan adanya praktek dunia usaha yang mengesampingkan semangat usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan gotong-royong.
4). Masih adanya sebagian besar masyarakat yang belum memahami dan menghayati pentingnya berkoperasi sebagai satu pilihan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan.
5). Tingkat harga yang selalu berubah (naik) sehingga pendapatan penjualan sekarang tidak dapat dimanfaatkan untuk meneruskan usaha, justru menciutkan usaha.
6). Sebagai organisasi yang membawa unsur pembaruan, koperasi sering membawa nilai-nilai baru yang kadang-kadang kurang sesuai dengan nilai yang dianut oleh masyarakat yang lemah dan miskin terutama yang berada di pedesaan.
7). Belum terciptanya pola dan bentuk-bentuk kerjasama yang serasi, baik antar koperasi secara horizontal dan vertikal maupun kerjasama antara koperasi dengan BUMN dan Swasta.

Prinsip koperasi bagian kerjasama dan sukarela terbuka tidak dijalankan dengan baik oleh koperasi di Indonesia. Bila kita lihat, koperasi di Indonesia masih bersifat tertutup. Keanggotaan koperasi hanya berlaku pada suatu kelompok tertentu yang bergabung bersama atau seprofesi. Ini mengakibatkan pergerakan koperasi tidak maksimal, baik di dalam pengembangan maupun kemampuan bersaingnya.
Kelembagaan koperasi belum sepenuhnya mendukung gerak pengembangan usaha. Hal ini disebabkan oleh adanya kekuatan, struktur, dan pendekatan pengembangan kelembagaan yang kurang memadai bagi pengembangan usaha. Kurang adanya keterpaduan dan konsistensi antara program pengembangan koperasi dengan program pengembangan sub-sektor koperasi seolah – olah berjalan sendiri, tanpa dukungan dan partisipasi dari program pengembangan sector lain.
Yang terakhir adalah dikarenakan orang – orang yang memandang imej koperasi sebagai ekonomi kelas dua, ini tentunya menghambat dalam mengembkan koperasi menjadi unit ekonomi yang lebih besar, maju, dan punya daya saing. Sistem administrasi di idonesia pun masih tergolonng buruk sehingga koperasi sulit berkembang.



Referensi :