DEDUKSI
DAN INDUKSI
A.
DEDUKSI
Deduksi
berasal dari bahasa inggris deduction yang berarti penarikan kesimpulan dari
keadaan-keadaan umum, menemukan yang khusus dari yang umum.
Deduksi
adalah cara berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan
yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya
mempergunakan pola pikir silogisme yang secara sederhana digambarkan sebagai
penyusun dua buah pernyataan dan sebuah kesimpulan. Pernyataan yang mendukung
silogisme disebut premis yang kemudian dapat dibedakan sebagai premis mayor dan
premis minor. Kesimpulan merupakan pengetahuan yang didapat dari penalaran
deduktif berdasarkan kedua premis tersebut. Metode berpikir deduktif adalah
metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk
seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Kita melihat gambaran
besar sebelum ke gambaran yang lebih spesifik.
Contoh :
Beberapa
hasil penelitian menunjukkan bahwa teh mempunyai banyak manfaat. Mengonsumsi
teh secara teratur dapat mencegah kanker meskipun tidak terlalu besar. Teh juga
menguatkan tulang dan mencegah pertumbuhan plak di permukaan gigi sehingga
mencegah gigi berlubang. Tidak hanya memenuhi kebutuhan cairan tubuh seperti
air putih, teh juga dapat melawan penyakit jantung.
Penalaran deduksi ada
dua macam, yaitu:
1.
Silogisme
Merupakan penarikan
kesimpulan melalui dua premis (premis umum dan premis khusus) guna menurunkan
premis baru (simpulan).
PU : A = B
PK : C = A
S : C = B
Contoh:
Semua pemilik mobil
wajib membayar pajak.
Pak Budiman memiliki
sebuah mobil.
Maka
kesimpulannya:
Pak Budiman wajib
membayar pajak
PU : Semua pemilik
mobil wajib membayar pajak
A = B
PK : Pak Rizal
memiliki sebuah mobil.
C =
A
S : Pak Hendra wajib
membayar pajak
C = B
2.
Entimem
Merupakan penarikan
kesimpulan melalui dua premis (premis umum dan premis khusus) guna menurunkan
premis baru (simpulan). Namun, dalam penarikan kesimpulan dalam entimem
diberikan alasan sebagai penyebabnya.
PU : A = B
PK : C = A
S : C = B karena C = A
Contoh:
PU : Semua warga
yang sudah berumur 17 tahun wajib memiliki KTP
A = B
PK : Monica sudah
berumur 17 tahun
C
= A
S : Monica wajib
memiliki KTP, karena Monica sudah berumur 17 tahun
C = B C = A
B.
INDUKSI
Induksi
adalah menekanan pada pengamatan dahulu, lalu menarik kesimpulan berdasarkan
pengamatan tersebut. Metode ini sering disebut sebagai sebuah pendekatan
pengambilan kesimpulan dari khusus menjadi umum.
Metode
berpikir induktif dimana cara berpikir dilakukan dengan cara menarik suatu
kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat individual.
Untuk itu, penalaran secara induktif dimulai dengan mengemukakan
pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang lingkup yang khas dan terbatas dalam
menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum.
Macam
– macam penalaran induksi yaitu:
1. Generalisasi
Penalaran
jenis ini dimulai dengan mengemukakan peristiwa-peristiwa yang khusus untuk
diambil simpulannya secara umum.
Contoh:
Tembaga
bila dipanaskan akan memuai
Perak
bila dipanaskan akan memuai
Timah
bila dipanaskan akan memuai
Emas
bila dipanaskan akan memuai
Besi
bila dipanaskan akan memuai
Alumunium
bila dipanaskan akan memuai
Dari
peristiwa-peristiwa itu dapat ditarik kesimpulan bahwa semua logam bila
dipanaskan akan memuai.
2. Analogi
Penalaran
jenis ini dimulai dengan membandingkan dua hal yang memiliki banyak persamaan.
Dalam penalaran ini banyak terdapat persamaan. Akhirnya, ditarik simpulan bahwa
pada segi-segi yang lain pun tentu akan terdapat persamaan juga.
Contoh:
Perawatan
tanaman dilakukan dengan seksama, yaitu diberi pupuk, disirami, dan disiangi
rumput yang mengganggunya. Dengan begitu, tanaman tumbuh subur dan berkualitas
baik. Jika berbuah pun dapat dinikmati dengan rasa puas. Begitu pula manusia.
Sejak bayi, sang ibu memperhatikan gizi, memberi kasih sayang, dan pendidikan
yang layak, serta menghindarinya dari hal-hal yang negatif. Kelak si anak
menjadi orang yang berguna dan keberadaannya dibutuhkan orang. Jadi, merawat
dan membesarkan anak hingga menjadi orang yang berguna sama seperti merawat
tanaman untuk memperoleh kualitas yang baik
3.
Hubungan Kausalitas
Hubungan
kausal adalah cara penalaran yang diperoleh dari peristiwa-peristiwa yang
memiliki pola hubungan sebab-akibat.. Salah satu variabel (independen)
mempengaruhi variabel yang lain (dependen).
Contoh :
· Hubungan kepandaian
dengan kekayaan (Diasumsikan kepandaian membuat orang bisa kaya, dan sebaliknya
karena kaya orang mempunyai biaya untuk belajar sehingga pandai).
· Kemarin Badu tidak
masuk kantor. Hari ini pun tidak. Pagi tadi istrinya pergi ke apotek membeli
obat. Karena itu, pasti Badu sedang sakit.
4.
Induksi Dalam Metode Eksposisi
Eksposisi adalah salah
satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang dimana isinya ditulis
dengan tujuan untuk menjelaskan atau memberikan pengertian dengan gaya
penulisan yang singkat, akurat, dan padat.
Karangan ini berisi
uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau
pengetahuan tambahan bagi pembaca. Untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapi
dengan grafik, gambar atau statistik. Sebagai catatan, tidak jarang eksposisi
ditemukan hanya berisi uraian tentang langkah/cara/proses kerja. Eksposisi
demikian lazim disebut paparan proses.
Langkah menyusun
eksposisi:
•
Menentukan topik/tema
•
Menetapkan tujuan
•
Mengumpulkan data dari berbagai sumber
•
Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih
•
Mengembangkan kerangka menjadi karangan eksposisi.
Referensi
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar